Nyeri yang tajam, pembengkakan tiba-tiba, hilangnya mobilitas secara langsung—patah tulang pergelangan tangan, khususnya patah tulang radius distal (DRF), merupakan salah satu cedera ortopedi yang paling umum di seluruh dunia. Bagi pasien, jalan menuju pemulihan seringkali melibatkan navigasi melalui penilaian subjektif dan protokol rehabilitasi umum. Sekarang, penelitian terobosan yang didanai oleh National Institutes of Health (NIH) menjanjikan untuk merevolusi pemulihan pasca-operasi melalui rehabilitasi berbasis data yang objektif.
Metode rehabilitasi saat ini sangat bergantung pada laporan diri pasien dan pengamatan klinisi, pendekatan yang sarat dengan keterbatasan inheren:
"Sistem saat ini memaksa pasien untuk menggambarkan pemulihan mereka dalam istilah yang tidak tepat sementara klinisi membuat tebakan terdidik tentang kemajuan," jelas Dr. Sarah Chen, seorang spesialis rehabilitasi di MedStar Health Research Institute. "Kami pada dasarnya terbang buta di antara kunjungan kantor."
Studi eksplorasi R21 yang didanai NIH menyelidiki bagaimana perangkat actigraph—sensor yang dikenakan di pergelangan tangan yang ringkas—dapat mengubah pemantauan rehabilitasi. Perangkat canggih ini terus melacak:
Algoritma pembelajaran mesin canggih menganalisis data yang dikumpulkan untuk:
Intervensi dini: Klinisi dapat mengidentifikasi komplikasi yang berkembang beberapa hari atau minggu sebelum menjadi jelas melalui metode tradisional.
Rehabilitasi presisi: Program terapi dapat disesuaikan berdasarkan pola gerakan aktual masing-masing pasien daripada rata-rata populasi.
Pengukuran hasil yang objektif: Penyedia mendapatkan metrik yang terukur untuk menilai efektivitas pengobatan dan memodifikasi pendekatan yang sesuai.
Meskipun studi saat ini berfokus pada perangkat actigraph khusus, para peneliti mengantisipasi bahwa jam tangan pintar dan pelacak kebugaran arus utama pada akhirnya dapat menggabungkan kemampuan pemantauan yang serupa. Evolusi ini dapat membuat rehabilitasi presisi dapat diakses oleh populasi pasien yang lebih luas.
Untuk 18% orang dewasa di atas 65 tahun yang mengalami DRF setiap tahun—jumlah yang diproyeksikan akan meningkat seiring dengan penuaan populasi—kemajuan teknologi ini menjanjikan pemulihan yang lebih efektif dengan lebih sedikit komplikasi. Penelitian ini merupakan langkah signifikan menuju rehabilitasi ortopedi yang dipersonalisasi dan berbasis data.